Pengalaman Berendam di Oedo-Onsen Monigatari (1)

Aku penasaran banget pengin nyobain onsen atau sento di Jepang. Sebenarnya lebih tertarik dengan konsep onsen karena alami. Sayangnya, onsen nggak ada di Tokyo, padahal liburan ke Jepang kali ini cuma muter-muterin Tokyo. Mau ke Hakone pun rasanya malas karena pengin jalan-jalan manja ke Tokyo aja. 

Beruntung, ternyata ada semacam onsen bertemakan theme park yang letaknya di Odaiba. Wah, bisa sekalian ambil foto Gundam Statue karena tahun lalu ke tempat itu patungnya lagi direnovasi. Namun, rencana jadi sekadar rencana karena eksekusinya nggak kayak begitu.

Sumber: daiba.ooedoonsen.jp

Sebelum pergi ke Tokyo, aku langsung cari-cari harga masuk biaya Oedo-Onsen Monigatari. Ternyata termasuk mahal, sebut saja 2.950 yen. Kalau dikalikan kurs saat aku menukar uang, ya lumayan banget nyaris Rp400.000. Akhirnya iseng cari di Klook dan aku dapat harga lumayan murah, yaitu sekitar Rp250.000.



Untuk penukaran voucer elektroniknya, kulakukan di HIS depan Stasiun JR Harajuku (persis di depan, dekat Takeshita Street). Awalnya aku kan memilih tanggal di Klook, tapi ternyata berlaku kapan pun sampai batas waktu.


Sumber: bus.hisgo.com


Saat harinya tiba, aku pun deg-degan sekaligus excited. Aku sengaja pilih agak malam, niatnya biar sepi. Risi nggak sih liat orang wira-wiri telanjang bulat pas di sana nanti? 

Aku pun sengaja pergi ke Odaiba sekitar pukul enam malam. Karena aku menginap di tempat teman yang ada di daerah Kagurazaka, perjalanan ke Odaiba terasa jauh. Aku mesyi naik Tokyo Subway, kemudian lanjut bus. Yang tentunya melewati banyak halte. Pergi ke sana aku pun mengandalkan Google Maps! Sebenernya ini opsi paling murah. Kalau naik kereta yang nggak ada masinisnya itu, jauh lebih mahal.

Sampai di sana disambut gerimis dan terasa dingin banget. Aku pun sudah mendengar semacam musik khas Jepang gitu, terus ada cahaya-cahayanya. Langsung deh swafoto sebentar.

Pas masuk, agak kagok juga. Soalnya banyak orang yang bawa plastik untuk sepatunya. Ketika aku tengok, di sisi kiri pintu memang ada tempat buat taruh sepatu. Yah, aku nggak bawa kantong plastik. Namun, untungnya sepatuku kering. Akhirnya kutaruh sepatu di tas. Syukurlah muat! Soalnya lumayan banget kalau mengeluarkan uang lagi buat menitipkan sepatu.

Sumber: Dokumen Pribadi

Setelah itu aku pun antre untuk menukar voucer yang sudah kutukar sebelumnya. Antreannya ini digabung sama yang bayar on the spot ya. Setelah mendapat nomor antrean, aku dikasih kunci. Kunci tersebut untuk loker buat nanti ganti baju. Nah, kunci ini jangan sampai hilang karena bakal kena charge yang lumayan.

Setelah dapat kunci, aku antre untuk ambil yutaka. Aku memilih yang motifnya normal, dan tentu dengan ukuran paling kecil karena aku kurus. Meski sudah dapet ukuran S alias small, tetap saja kebesaran...

Kemudian aku memasuki area ganti baju. Saat masuk area tersebut, nggak diperbolehkan mengambil foto ataupun merekam. Ya iyalah, isinya kan orang-orang ganti baju. Selain itu, diwajibkan melepas semua pakaian, kecuali celana dalam. Jadi kita hanya boleh mengenakan celana dalam dan yutaka.

Setelah mengunci loker, kuncinya tetap dibawa karena kunci ini tuh penting banget. Selain buat buka-tutup loker, kunci ini bisa dipakai untuk membeli apa pun yang ada di Oedo-Onsen Monigatari. Apa maksudnya? Jadi, kita nggak perlu bawa uang tunai. Semua ada di barcode yang menempel berbarengan dengan kunci tersebut. Lho, memangnya ada yang berjualan?

Ada!

Sumber: kanpai-japan.com

Sebelum masuk ke onsen, kamu bakalan masuk ke area restoran dengan nuansa autentik zaman dulu di Jepang. Dan kalau memang cuaca lagi dingin banget, tersedia ocha hangat gratis. Kalau kepingin beli makanan atau minuman, tinggal gunakan barcode yang menempel bareng kunci kita.

Kalau sudah puas bermain di area tersebut, saatnya masuk onsen!




Post a Comment

0 Comments