Tentang persahabatan
Tentang cinta
Tentang melupakan
Tentang perpisahan
Tentang hujan
Hujan, Tere Liye
320 halaman, Gramedia Pustaka Utama
Cetakan Pertama, Januari 2016
ISBN 9786020324784
* * * *
Siapa yang nggak tahu siapa Tere Liye? Penulis berbakat yang karyanya selalu ditunggu banyak pembaca. Atau marilah kita lihat sinopsis di belakang buku. Begitu ringkas. Persahabatan, cinta, melupakan, perpisahan, dan... hujan.
Ada apa gerangan tentang hujan?
Novel ini sebenarnya novel romansa dengan balutan science fiction. Hujan pun dibuka oleh keinginan Lail menghapus memorinya tentang seseorang, yang mana ia meminta bantuan Elijah. Kemudian Lail mengingat alasan kenapa ia harus menghapus memorinya tersebut, dan ia pun menceritakannya kepada Elijah.
Cerita dimulai saat Lail ingin berangkat sekolah, di tahun 2042, saat breaking news tentang krisis air begitu mengkhawatirkan penduduk bumi. Lail, yang kala itu masih kecil, belum mengerti. Sampai akhirnya bencana itu terjadi. Bencana yang membuatnya jadi anak yatim piatu.
Dan saat itulah ia bertemu Esok, pemuda baik yang menjadi sosok kakak untuk Lail. Lail dan Esok adalah anak-anak berbakat yang memiliki keterampilan.
Tere Liye mengisahkan kisah ini dengan begitu menyenangkan. Aku diajak berimajinasi tentang bumi di masa depan. Aku diajak bertualang bersama Lail dan Maryam, sahabat Lail dengan rambut kribo, dalam melewati tes. Aku ikut khawatir dengan hujan yang berbahaya. Aku ikut cemas memikirkan nasib Lail dan Esok. Aku ikut waswas dengan akhir cerita pasangan ini.
Ya, novel ini amat sangat kurekomendasikan. Di sini, menurutku, Tere Liye begitu menjelaskan perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam menata hati. Dan yang paling membuatku ikut tenggelam dalam cerita ini adalah saat menuju akhir cerita. Syukurlah, aku merasa begitu lega saat menamatkan novel ini.
Hujan sangat layak dibaca. Novel ini mengajarkan kita bagaimana harus berjuang. Bagaimana seharusnya manusia bersikap untuk terus melangkah, menghargai persahabatan, menghargai cinta, dan yang paling penting... bagaimana manusia seharusnya memiliki keikhlasan.
Mungkin sama seperti Lail, hujan memiliki melankoli atau kenangan tersendiri bagi kita.
20 Comments
Nggak bakal menyesal deh beli novel ini...
Saya sudah beli (dari seminggu lalu malah), tapi masih malas untuk mbacanya. Lagi bosan aja baca genre apapun (tapi rajin mbeli buku baru). Nah, lihat reviewnya Mas ini, jadi kepikir Hujan saya dilemari yg belum disentuh. Okelah saya baca nanti sepulang kerja. Thankyou reviewnya (tanpa spoiler) ini...
Dan mungkin aja beda sama selera Kak Riska ^^
Selamat membaca Hujan! :D
HUJAN..!!!
Nonton film box office
Nonton film HD
Menjelang akhir nyaris "putus asa", tapi akhirnya lega juga... :)
Di usia 22 tahun ini tidak sekalipun aku memandang ribuan kata dan bahasa sederhana yang terhampar pada kertas yang terlapis menjadi buku.
Setelah dapat rekomendasi dari Tsaki Daruchi ini. Jadi seneng baca dong sekaligus HUJAN menjadi buku pertamakali saya khatam.
Hujan.