“Kau tidak takut jatuh?” tanya Mia.
Danny menggeleng.
“Aku takut jatuh,” aku Mia dengan polos. “Kalau kau takut apa?”
Danny tidak langsung menjawab. Ia juga tidak menolakkan kaki ke tanah lagi untuk menambah kecepatan ayunan. Senyuman di wajahnya perlahan-lahan memudar. “Aku takut tidak bisa melihat selamanya.”
Menurut Danny Jameson, hidupnya tidak pernah mudah. Ia punya orangtua yang protektif, mesin tik Braille yang tidak dimiliki teman-temannya, dan semacam magnet yang menarik John Schueller untuk terus mengganggunya. Namun, yang paling buruk adalah ia punya sepasang mata biru yang tidak bisa melihat. Ketika Danny berpikir Mia Berry akan menjadi satu-satunya teman yang ia punya, Will Anderson datang dan mengubah hidupnya. Will memperlihatkan kepadanya dunia yang ingin ia lihat. Will juga membuat Danny mempertanyakan sesuatu tentang dirinya. Tapi, sebelum Danny sempat menemukan jawabannya, Will menghilang.
248 halaman
Published June 2015 by Ice Cube
ISBN: 139789799108845
***
Awal novel ini ada di Goodreads, aku penasaran. Iya, penasaran. Soalnya seri YARN bagus-bagus. Jadi, tunggu apa lagi? Lalu, beruntungnya, penulis memberikan buntelan dan aku dapat! Yeay!
Tapi dalam jangka waktu menunggu buntelan datang, aku iseng membaca resensi novel ini di Goodreads.
Iya, banyak yang bilang novel ini mirip dengan film pendek berjudul The Way He Looks. Bodohnya, aku langsung cari di YouTube dan menontonnya. Dan beberapa hari kemudian, buku ini datang di rumah...
Bahkan, setelah meneliti kembali, judul asli novel ini sebelumnya The World He Looks... hem... (aku dapat dari resensi ini) Kalau selanjutnya diedit atau dihapus, entah deh.
Nah, soal mirip-miripannya nanti dulu ya. Bahas soal novel ini dulu.
Jadi, novel ini menceritakan tentang Daniel yang tidak bisa melihat yang akhirnya bertemu dengan Will. Bagaimana Will akhirnya mengubah kehidupan Daniel yang "kalem-kalem aja" menjadi lebih "berani", in a good way.
Sampai akhirnya ada pada tiga permintaan Daniel yang berusaha wujudkan, termasuk permintaan ketiganya, yang membuat hidup mereka lebih pelik.
Yang aku suka dari novel ini adalah gaya bahasa yang digunakan penulis. Mengalir, dan memang seperti novel terjemahan. Smooth. Membacanya juga enak.
Selain itu, karakter yang diciptakan pun kuat. Dan hal-hal itu yang membuatku nyaman membacanya dalam sekali duduk. Eh tapi, rasanya penulis suka sekali dengan kata bokong.
Untuk minusnya sendiri, tampaknya penulis agak luput dalam melakukan riset. Soal seragam, pendidikan yang ada di latar novel ini rasanya bukan-terjemahan-banget (padahal gaya menulisnya sudah baik), ya seperti seragam. Aku belum sempat googling sih, tapi ya... begitulah.
Sedikit catatan, cerita ini bakal mudah ditebak karena pilihan lagu yang dimainkan oleh Daniel. Kenapa lagu? Cewek banget nggak sih... Eh, tapi itu pendapat pribadiku aja. ._.
Soal typo, cukup bersih. Tapi masih ada. Tapi lupa catat. Seingatku ada dua doang.
Sebenarnya, kalau beberapa peresensi bilang novel ini mirip dengan film pendek itu, ya memang mirip. Mesin tik, murid baru, Will yang pindahan... Tapi rasanya agak berlebihan kalau dibilang novel ini plagiat, karena dari tengah sampai akhir berbeda.
Terus, selanjutnya, aku memakai asumsi pribadi. Boleh dibantah juga. Tapi yang jelas, bagiku agak disayangkan adalah proses "mencuri" penulis yang masih kasar. Toh memang tema dan ide itu nggak pernah baru. Dan disayangkan lagi soal perkataan Daniel pada mom-nya soal planet Pluto yang nyaris sama dengan film pendek tersebut. Aku mengatakan ini karena tahu potensi penulis *ih sotoynya mulai* Dan aku ingin menulis resensi yang jujur, D.
Dan aku agak pusing menentukan bintang yang aku harus berikan. Pada akhirnya, aku menganggap novel ini adalah novel fan fiction dari film pendek tersebut. Ya, seperti aku baca Fifty Shades of Grey yang merupakan FF dari Twilight.
Semoga novel selanjutnya lebih oke lagi, D.!
0 Comments